top of page
Writer's picturefajar noor Online

Modal Besar Hancurkan Kota

Mencoba bayangkan sesuatu ketikan yang tak terlalu jauh: Hidup ini mudah dalam bermimpi, tapi suli dinyatakan. Bangunan yang indah dilihat mata tetapi rapu di pegang. Pikiran ide yang selalu berputar. Tugas tak berhenti- henti membuat pikiran imajinasi yang tidak masuk akal.
Ruang dalam lingkung kota metropolitan yang sulit di jangkau, oleh kalang kurang mampu dalam mencapai kesejataraan. Ketika anda melihat seorang yang melewatin anda, dimana anda bisa mewujukan kesejataraan seseorang itu, dia akan memberikan sesuatu hal yang anda belum dipikirkan, dia juga mengajar kehidupan yang belum pernah anda tahu dalam kehidup yang dia jalanih sekarang.
Tak satu kota pun dapat mensejatarakan masyarakatnya. Dan tak satu pun kota yang bisa menghilangkan kapitalisme. Setiap jengkal tahan yang dimiliki oleh yang punya modal besar. Kekuasaan yang memiliki modal besar itu, akan merusakkan “tata kota” yang sudah didesain oleh system pemerintahan yang sudah disiapkan setelah kota itu merdeka. Maka dalam persama “tata kota” bisa menjadi “tata uang” kota saat ini menjadi ajang instrumen dalam mencapai mengelola modal. Sebab itu kita tidak heran lagi suatu kota yang macet, semantara taman kota berkurang drastis. Saat ini pasar swalayan mulai meluas, sementara pasar tradisional mulai berkurangnya, karena sering bertambahnya banyak pasar swalayan. Pemungkiman mulai satu per-satu menjadi toko-toko. Rumah-rumah tradisonal mulai berkurang beriringan dengan desain model rumah modern. Bangunan-bangunan tua, sudah berubah menjadi bangunan bercorak modern untuk disewa, yang memiliki nilai sejarah itu diruntukan. Beriringan modal menjadikan sebuah virus yang tidak habis-habis. Sedikit demi sedikit, cepat atau lambat, kota-kota terinfeksi.
Sesunggunya, saya enggan pergi ke kota yang memiliki polusi udaranya yang sangat tinggi. Kota yang seperti ini Balikpapan, samarinda, Banjarmasin, palangkaraya, juga Pontianak, dan menemukan yogjakarta. Tapi itulah yang akan terjadi.
Pontianak itu dulu memiliki rumah-rumah tradisional. Sejak adanya modal besar di kota tersebur menjadi kota metropolitan. Dan saat ini juga sudah mulai bangunan-bangunan yang kurang efektif dalam fungsi “tata kota” menunjunkan pengelolaan dalam desain yang sudah dipersiapkan tata ruang kota.
Dan juga beriringan trends menjamurnya warung kopi yang mulai banyak orang ingin membuka. Menajdi permasalahan yang sangat banyak diperlukan perbaikan “tata kota” oleh sebab itulah pemerintah harus dia di perbaikin sistem tata desain yang sesuai yang suada dirancanakan sejak awal yang sudah di buat oleh pemeriantahan awal.
Sekarang ini setiap kota itu memiliki bangunan yang sudah menghilangkan sisi desain tradisional makan seharusnya kader PMII yang memiliki ilmu inteltual dalam jurusan arsitektur kitah harus biasa membuat seaorang yang memiliki modal dalam ingin membangun itu harus memikirkan sekitarannya.
Bahagia itu adalah mereka yang bangga menjadi didirinya sendiri, tanpa mengkuawatirkan apa yang dipikiran orang lain pada dirinya.
Ketikan orang lian berbicara tentangmu dan menilai seakan mereka mengatahui segalanya abaikan saja !! cukup ingat “ seekor anjing tidak akan menggonggong orang yang lewat jika dia mengenali oaring tersebut”
Maka dalam sistem yang diatur oleh perorang itu tidak akan membuat sebuah kota itukan maju, karena yang memiliki modal besar itu selalu yang akan berkuasa. Suatu kota itu akan Berjaya pemeriantannya harus yang menjadi pemodal besar. Yang diibarakan seperti kata bijak tersebut.






2 views0 comments

Recent Posts

See All

Arsitektur Islam di Yerusalem

Selama berabad-abad, kota tua Yerusalem dikenal sebagai tanah suci ketiga bagi umat Islam setelah Makkah dan Madinah. Di sanalah terletak...

Comentarios


bottom of page